The Greater Jakarta, Wacana Baru Model Lama


VIVAnews - Rektor Institut Teknologi Bandung, Akhmaloka memberikan usulan pengembangan wilayah Jakarta dengan 'The Greater Jakarta' kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pengembangan Jakarta yang masih wacana itu, diperkirakan dapat dilakukan dengan memulai integrasi konektivitas Jakarta dengan kota yang ada di sekitarnya.

Pemerintah masih perlu melakukan kajian terkait apakah akan mempertahankan Jakarta sebagai ibukota atau membangun pusat pemerintahan tersendiri.

Menurut pengamat tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna,  wacana The Greater Jakarta sebenarnya secara konteks realitas sudah terbentuk dalam program pengembangan wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi Puncak dan Cianjur (Jabodetabekpunjur).

Program ini bahkan telah dikeluarkan dalam Perpres No 54 Tahun 2008 yang mengatur kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dan DKI Jakarta, tentang Tata Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur.

"Satu usulan secara resmi saja belum berjalan, tiba-tiba ada ada wacana lain. Ini melompat-lompat dengan ide baru," ujarnya kepada VIVAnews.com, Jumat 14 Januari 2011.

Dalam wacana The Greater Jakarta, Yayat khawatir Presiden SBY belum dapat informasi yang lengkap. Apakah akan mengikuti konsep kota London atau Tokyo yang menyatukan wilayah yang infrastrukturnya telah dibangun.

"Jangan malah diperluas ke Karawang dan Sukabumi. Wilayah ini tidak masuk kawasan strategis nasional," ujarnya.
Istilah "Greater Jakarta" ini mengingatkan pada istilah "Greater Kuala Lumpur" di Malaysia.  Malaysia telah meletakkan pembangunan Ibukotanya, Kuala Lumpur, beserta kota-kota di sekelilingnya dalam Program Transformasi Ekonomi sampai 2020.
Malaysia meletakkan pembangunan Kuala Lumpur dan sekitarnya ini dalam Bab 5 Program Transformasi Ekonomi yang diluncurkan akhir Oktober 2010. Di paragraf pertama, langsung disebutkan, "semua negara besar memiliki kota ikon yang juga menjadi pilar pertumbuhan ekonomi. Inggris memiliki London, Amerika Serikat punya New York, China punya Bejing dan Shanghai dan Jepang punya Tokyo."

Wilayah Malaysia ini terdiri dari 10 wilayah administrasi termasuk Ibukota Kuala Lumpur sendiri. Mereka adalah Kuala Lumpur, Putrajaya, Shah Alam, Petaling Jaya, Klang, Kajang, Subang Jaya, Selayang, Ampang Jaya dan Sepang.

Gabungan populasi 10 wilayah ini diperkirakan 6 juta jiwa, menghasilkan RM263 miliar untuk Pendapatan Domestik Bruto Malaysia. Artinya, 20 persen populasi Malaysia menyumbang 30 persen PDB. (adi)

Tidak ada komentar: