VIVAnews -- Meski status Merapi kini telah diturunkan ke Waspada, bukan berarti aktivitas gunung itu telah berhenti sepenuhnya.
Berdasarkan pengamatan di beberapa pos dan pencatatan seismograf di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Merapi masih terus erupsi.
"Aktivitas erupsi Merapi masih berlangsung meski dengan intensitas yang cenderung menurun," kata Kepala BPPTK Yogyakarta, Subandriyo, Selasa 11 Januari 2011.
Menurut Subandriyo dari catatan BPPTK, dalam satu minggu ini terjadi empa vulkanik dangkal sebanyak 11 kali, gempa multivase sebanyak 337 kali dan guguran material vulkanik sebanyak 53 kali.
Guguran material vulkanik terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, Boyolali, Jawa Tengah. Secara umum, terjadi kenaikan jumlah semua jenis kegempaan. "Adanya gempa multiphase, gempa vulkanik dasar, dan guguran material vulkanik menunjukkan Merapi masih erupsi," terangnya.
Masyarakat diminta terus mewaspadai ancaman dari puncak Merapi. Selain terjangan lahar dingin, ancaman lain mengintai di puncak Merapi: letusan sekunder.
Staf BPPTK , Dewi Sri Sayudi menjelaskan, letusan sekunder disebabkan tumpukan material vulkanik berupa pasir, abu, kerikil dan batu-batu besar masih mengandung belerang dan dan gas vulkanik.
Pada saat hujan turun, terjadi reaksi kimia yang berujung pada ledakan.
"Ledakan itu dapat mengakibatkan semburan asap panas dan metaril vulaknik seperti bebatuan seukuran kepada manusia hingga ratusan meter,"kata dia.
Tak hanya bebatuan yang terlontar hingga ratusan meter akibat ledakn sekunder, namun gas beracun juga dapat menyebar ke berbagai arah mengikuti arah angin yang saat itu terjadi. Jika gas itu dihirup oleh manusia maka akan sangat berbahaya.
"Jadi bahaya ledakan sekunder itu tidak saja dari bebatuan yang terlontar ke segala arah, namun juga gas beracun yang dibawa oleh angin,"tandasnya
Lebih lanjut Dewi menyatakan dari penelitian, material erupsi merapi yang yang dikeruk dalam kedalaman 30 centimeter saja panasnya masih 100 derajat hingga 400 derajat di tumpukan-tumpukan material vulkanik
"Potensi terjadinya ledakan sekunder akan tinggi mana maka material erupsi Merapi masih panas, mengandung berbagai gas dan belerang serta berlangsung hujan sehingga terjadi senyawa kimia yang menyebabkan letusan sekunder,"pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar